cerita "bujang serinta" ini berdasarkan jenisnya dapat kita golongkan ke dalam jenis cerita mitos, karena cerita ini seolah-olah terjadi dan merupakan cerita yang bersifat kepercayaan dan dianggap suci bagi masyarakat. tetapi apabila kita melihat ceritanya, kita juga dapat menggolongkannya kedalam cerita legenda, karena didalamnya terdapat sejarahnya terjadinya suatu tempat atau kota. oleh karena itu menurut pendapat kami cerita ini dapat digolongkan mitos legenda.
cerita ini sampai sekarang masih hidup subur dan berkembang di masyarakat pedalaman kalimantan timur, terutama di sepanjang sungai kedang kepala, daerah kecamatan muara ancalong. didalam cerita ini, binatanglah yang memegang peranan penting dan menjadi tokoh utama cerita ini. dan dengan adanya cerita ini, kita dapat mengetahui sejarah terjadinya daerah carik kain, haur duri, ulak pengong, dan kersi gelinggan. nama-nama daerah ini terjadi dari perbuatan seekor raja sungai kedang kepala yang bernama Bujang Serinta. nama raja sungai yang dimaksud dalam cerita ini ialah seekor buaya yang sangat ganas dan menguasai daerah perairan sungai kedang kepala. kekuasaannya meliputi sepanjang jalur sungai dari kampung seniyur di hilir kota muara ancalong hingga muara bengkal sampai kekampung nganyan sekarang ini.
Bujang Serinta terkenal sebagai seekor buaya yang sangat ganas, sebagai penghalang dan pembunuh manusia maupun binatang yang sedang lewat di air atau di tepi sungai kadang kepala. apapun yang jatuh kedalam air, dahan-dahan, ranting, maupun benda apa saja pasti disambar. oleh karena itu bujang serinta dianggap sebagai raja buaya yang istananya terletak di sebuah teluk yang lebar lagi dalam dan arusnya sangat deras. teluk itu terletak dua puluh kilometer di hilir kota muara ancalong. pada jaman dahulu tak seorang pun berani lewat atau berlayar didaerah itu, sebab pasti akan menjadi mangsa bujang serinta itu. sedang mayat korban baru dapat ditemukan dalam keadaan yang sangat mengerikan didaerah tenangnya arus.
karena bahaya daerah ini, maka penduduk sungai mahakam yang akan pergi melewati daerah ini, selalu berdebar-debar dan merasa bingung. oleh karena demikian, maka tempat itu kemudian terkenal dengan nama ulah pengong. kata pengong berasal dari bahasa daerah kutai yang berarti termenung-menung atau melengong.
sedangkan daerah yang sangat tenang arusnya dan terletak tidak jauh dari istana bujang serinta itu sampai kini bernama kampung carik kain. hal ini dimaksud untuk mengenang bahwa daerah ini tempat mayat ditemukan dalam keadaan yang sangat mengerikan. kata carik kain berarti merobek kain kafan. daerah yang tidak jauh letaknya dari kampung carik kain ini juga mengandung suatu cerita yang selalu berhubungan dengan keganasan bujang sernta tersebut. daerah ini dahulu terkenal sebagai daerah yang tidak kalah gawatnya dengan daerah carik kain, yaitu daerah yang bernama aur duri. daerah ini merupakan tempat sang raja air mengadakan pesta dengan memanggang mangsanya. adapun tempat untuk memanggang mangsa itu terbuat dari aur duri. hingga sampai sekarang di tempat ini masih terdapat tempat padang aur duri yang cukup luas.
No comments:
Post a Comment
silahkan anda berkomentar tentang blog saya'