Friday, 10 January 2014

DRAMATIC OF LOVE


BUNGA RUMAH MAKAN

“Utuy Tatang Sontani"
Panggung merupakan ruangan rumah makan, dilengkapi dengan tiga stel kursi untuk tamu, lemari tempat makan, rak kaca tempat kue-kue, meja tulis beserta telepon, radio, dan lemari es. Pintu ke dalam ada dibelakang dan pintu keluar ada didepan sebelah kiri.

ADEGAN 1
Saat pagi menjelang siang, ani sedang membersihkan jendela. Dan pada saat itu datanglah seorang pengemis
Pengemis    :    “Permisi nona, bolehkah saya meminta sedikit makanan, sudah seharian ini saya belum makan nona”
Ani             :    “Tentu saja boleh, kasihan kamu …… tunggu sebentar saya ambilkan. Oh iya, gimana selagi saya menyiapkan makanan kamu, sudikah kamu membantu saya membersihkan kaca jendela ini ?”
Pengemis    :    “Terimakasih banyak sebelumnya nona, tentu saja dengan senang hati saya sudi membantu nona”
Ani pun pergi mengambilkan makanan. Sesaat kemudian ani pun kembali sambil membawa sebungkus nasi
Ani             : “ini untuk mu” …. ( mengulurkan sebungkus nasi dan sedikit uang kepada sang                 pengemis)
Pengemis    : “terimakasih nona. Semoga kebaikan nona dibalas oleh Tuhan Yang Maha esa
Pengemis pun pergi meninggalkan rumah makan tersebut.

ADEGAN 2
Setelah diberi makanan dan uang oleh ani tempo hari, pengemis pun hamper setiap hari datang kembali mendatangi rumah makan tersebut. Karena merasa iba, ani pun terkadang selalu memberinya makanan dan uang. Hingga pada suatu hari …
Pengemis    : “nona yang baik hati, bisakah memberi saya sedikit makanan ? saya sangat                           lapar”
Ani pun merasa iba, ia pun pergi kebelakang untuk mengambil makanan.
Ani             : “ini sedikit makanan untukmu. Maaf, sebaiknya engkau tak usah datang kesini                    lagi (sambil memberikan nasi bungkus makanan pada pengemis)       
Pengemis    : “iya nona, saya sangat berterima kasih atas kebaikan nona selama ini, maaf jika         saya merepotkan nona”
Ani             : “tidak masalah, sudah pergi sana !”
Tak disangka dibalik sifat pengemis yang kalem dipandang ani, ternyata pada saat ani mengambil makanan kedalam, pengemis itu mengambil uang pada laci kasir. Akibat kejadian tersebut, sudarman, kakak ani yang  juga tinggal serumah marah besar kepada ani. Dan setelah kejadian itu pun, pengemis tak pernah datang lagi. Hingga pada suatu hari …

ADEGAN 3
Ani             : (kebelakang sambil bernyanyi kecil)
Pengemis    : (masuk perlahan-lahan dengan kaki pincang, setelah didalam melihat kekiri-                        kekanan, ke tempat kue-kue, kemudian menuju rak itu dengan langkah biasa,                      tangannya membuka tutup stoples hendak mengambil kue)
Ani             : (tampak dari belakang) “hai !”
Pengemis    : (cepat menarik tangannya)
Ani             : “engkau mau mencuri, ya ?”
Pengemis    : (menundukkan kepala)
Ani             : “hampir tiap engkau datang disini, engkau kuberi uang. Tak disangka, kalau                        sekarang berani datang disini dengan maksud mencuri”
Pengemis    : “Ampun, nona. Ampun …”
Ani             : “mau sekali lagi kau mencuri ?”
Pengemis    : “saya takkan mencuri bila saya punya uang”
Ani             : “bohong !”
Pengemis    : “betul, nona, sejak kemarin saya belum makan …”
Ani             : “mau bersumpah, bahwa engkau tak hendak mencuri lagi ?”
Pengemis    : “demi Allah, saya takkan mencuri lagi, nona. Asal …”
Ani             : “tidak. Aku tidak akan memberi lagi uang kepadamu”
Pengemis    : (sedih) “ah, nona, kasihanilah saya”
Ani             : “tapi, kenapa tadi kau mau mencuri ?”
Pengemis    : (sedih) “ tidak, nona, saya tidak akan lagi. Dan saya sudah bersumpah. Ya,                         sudah bersumpah”
Ani             : (mengambil uang dari laci meja) “awas, kalau sekali lagi engkau mencuri !”



ADEGAN 4
Sudarman   : (masuk menjinjing tas kulit, melihat kepada pengemis) “mengapa engkau ada                      disini ? Ayo, keluar !”
Pengemis    : (diam menundukkan kepala)
Sudarman   : (kepada ani) “mengapa dia dibiarkan masuk, An ?”
Ani             : “hendak saya beri uang”
Sudarman   : “tak perlu ! pemalas biar mati kelaparan. Padahal, dia datang disini mengotorkan                 tempat semata”
Ani             : (melemparkan uang kepada pengemis) “nih ! lekas pergi”
Pengemis    : “terimakasih , nona. Moga-moga nona panjang umur”
Sudarman   : “Lekas pergi dan jangan datang lagi disini !”
Pengemis    : (pergi keluar dengan kaki pincang)



No comments:

Post a Comment

silahkan anda berkomentar tentang blog saya'