BUNGA RUMAH MAKAN
“Utuy
Tatang Sontani"
Panggung merupakan ruangan rumah
makan, dilengkapi dengan tiga stel kursi untuk tamu, lemari tempat makan, rak
kaca tempat kue-kue, meja tulis beserta telepon, radio, dan lemari es. Pintu ke
dalam ada dibelakang dan pintu keluar ada didepan sebelah kiri.
ADEGAN 1
Saat pagi menjelang siang, ani sedang
membersihkan jendela. Dan pada saat itu datanglah seorang pengemis
Pengemis : “Permisi nona, bolehkah saya meminta
sedikit makanan, sudah seharian ini saya belum makan nona”
Ani : “Tentu saja boleh, kasihan kamu …… tunggu
sebentar saya ambilkan. Oh iya, gimana selagi saya menyiapkan makanan kamu,
sudikah kamu membantu saya membersihkan kaca jendela ini ?”
Pengemis : “Terimakasih banyak sebelumnya nona, tentu
saja dengan senang hati saya sudi membantu nona”
Ani
pun pergi mengambilkan makanan. Sesaat kemudian ani pun kembali sambil membawa
sebungkus nasi
Ani : “ini untuk
mu” …. ( mengulurkan sebungkus nasi dan sedikit uang kepada sang pengemis)
Pengemis : “terimakasih
nona. Semoga kebaikan nona dibalas oleh Tuhan Yang Maha esa
Pengemis
pun pergi meninggalkan rumah makan tersebut.
ADEGAN 2
Setelah
diberi makanan dan uang oleh ani tempo hari, pengemis pun hamper setiap hari
datang kembali mendatangi rumah makan tersebut. Karena merasa iba, ani pun
terkadang selalu memberinya makanan dan uang. Hingga pada suatu hari …
Pengemis : “nona yang baik
hati, bisakah memberi saya sedikit makanan ? saya sangat lapar”
Ani
pun merasa iba, ia pun pergi kebelakang untuk mengambil makanan.
Ani : “ini sedikit
makanan untukmu. Maaf, sebaiknya engkau tak usah datang kesini lagi (sambil memberikan nasi bungkus makanan
pada pengemis)
Pengemis : “iya nona, saya
sangat berterima kasih atas kebaikan nona selama ini, maaf jika saya merepotkan nona”
Ani : “tidak
masalah, sudah pergi sana !”
Tak
disangka dibalik sifat pengemis yang kalem dipandang ani, ternyata pada saat
ani mengambil makanan kedalam, pengemis itu mengambil uang pada laci kasir.
Akibat kejadian tersebut, sudarman, kakak ani yang juga tinggal serumah marah besar kepada ani.
Dan setelah kejadian itu pun, pengemis tak pernah datang lagi. Hingga pada
suatu hari …
ADEGAN 3
Ani : (kebelakang
sambil bernyanyi kecil)
Pengemis : (masuk
perlahan-lahan dengan kaki pincang, setelah didalam melihat kekiri- kekanan, ke tempat kue-kue, kemudian menuju
rak itu dengan langkah biasa, tangannya membuka tutup stoples hendak
mengambil kue)
Ani : (tampak dari
belakang) “hai !”
Pengemis : (cepat menarik
tangannya)
Ani : “engkau mau
mencuri, ya ?”
Pengemis : (menundukkan
kepala)
Ani : “hampir tiap
engkau datang disini, engkau kuberi uang. Tak disangka, kalau sekarang berani datang disini dengan maksud
mencuri”
Pengemis : “Ampun, nona.
Ampun …”
Ani : “mau sekali
lagi kau mencuri ?”
Pengemis : “saya takkan
mencuri bila saya punya uang”
Ani : “bohong !”
Pengemis : “betul, nona,
sejak kemarin saya belum makan …”
Ani : “mau
bersumpah, bahwa engkau tak hendak mencuri lagi ?”
Pengemis : “demi Allah,
saya takkan mencuri lagi, nona. Asal …”
Ani : “tidak. Aku
tidak akan memberi lagi uang kepadamu”
Pengemis : (sedih) “ah,
nona, kasihanilah saya”
Ani : “tapi,
kenapa tadi kau mau mencuri ?”
Pengemis : (sedih) “ tidak,
nona, saya tidak akan lagi. Dan saya sudah bersumpah. Ya, sudah bersumpah”
Ani : (mengambil
uang dari laci meja) “awas, kalau sekali lagi engkau mencuri !”
ADEGAN 4
Sudarman : (masuk menjinjing
tas kulit, melihat kepada pengemis) “mengapa engkau ada disini ?
Ayo, keluar !”
Pengemis : (diam
menundukkan kepala)
Sudarman : (kepada ani)
“mengapa dia dibiarkan masuk, An ?”
Ani : “hendak saya
beri uang”
Sudarman : “tak perlu !
pemalas biar mati kelaparan. Padahal, dia datang disini mengotorkan tempat semata”
Ani : (melemparkan
uang kepada pengemis) “nih ! lekas pergi”
Pengemis : “terimakasih ,
nona. Moga-moga nona panjang umur”
Sudarman : “Lekas pergi dan
jangan datang lagi disini !”
Pengemis : (pergi keluar
dengan kaki pincang)
No comments:
Post a Comment
silahkan anda berkomentar tentang blog saya'